MkvGames - Kemah Mendebarkan di Sudut Cantik Situ Gunung

 Kemah Mendebarkan di Sudut Cantik Situ Gunung

Mkvgames Agen Poker Glx - Jembatan gantung Situ Gunung

 MkvGames - Kemah Mendebarkan di Sudut Cantik Situ Gunung


Sesudah menghabiskan pagi hari di tepi danau, saya kembali ke tenda untuk sarapan dan bersiap mengunjungi jembatan gantung yang menjadi ikon dari Situ Gunung. Jaraknya dari area berkemah hanya 20 menit saja.

Sebelum memasuki jembatan saya bersama teman-teman disuguhkan minuman seperti jahe, kopi dan teh, serta kudapan pisang kukus dan singkong rebus.

Sembari menyesap kopi, saya diajak menikmati pertunjukan musik khas Jawa Barat di tribun yang terbuat dari bale bambu.

Setelah berjalan 600 meter dari bale bambu, saya tiba di pintu masuk Jembatan Situ Gunung.

Untuk menikmati jembatan yang super epik ini saya hanya merogoh kocek Rp50 ribu saja. Untuk anak-anak dan lansia dikenakan biaya Rp25 ribu. Harga tersebut sudah termasuk tiket masuk ke Curug Sawer.

Setelah membayar, saya diberikan sabuk pengaman yang dilingkari di pinggang sebagai standar keselamatan.

Jembatan Gantung Situ Gunung merupakan yang terpanjang di Indonesia. Bahkan juga ada yang menyebutnya sebagai yang terpanjang di Asia.

Jembatan gantung ini memiliki panjang 243 meter dengan lebar 1,8 meter dan berada di ketinggian jurang mencapai 161 meter.

Kayu yang digunakan untuk membangun jembatan ini tidak sembarangan. Pihak swasta dan Kementerian Lingkungan Hidup bekerjasama untuk memilih menggunakan kayu ulin yang langsung dikirim dari Provinsi Papua.

Bukan tanpa alasan, ulin atau kayu besi dipilih karena tahan terhadap perubahan suhu, kelembapan, tidak mudah dimakan rayap, dan sifat yang sangat berat serta keras.

Selain kayu pemilihan kayu, agar jembatan lebih kokoh mereka menggunakan lima sling.

Sesuai dengan standar kapasitas yang telah ditetapkan, untuk satu kali lewat hanya mampu menampung sebanyak 40 hingga 50 orang sekaligus.

Di sana terdapat para petugas yang siap untuk mendampingi dan mengatur para pengunjung yang datang.

Beberapa hal juga harus diperhatikan seperti tidak boleh berlarian, loncat, melempar benda dalam bentuk apapun ketika menyebrang, dan diharapkan untuk selalu menjaga kebersihan.

Jembatan yang belum memiliki nama resmi ini menghubungkan ke wisata alam lain yaitu Curug Sawer dan hanya membutuhkan waktu 10 menit saja untuk sampai.

Ketika saya melewati jembatan ini guncangan hebat sangat terasa. Badan seperti terayun ke kanan dan ke kiri.

Menyeberanginya perlu adrenalin ekstra. Belum lagi pengunjung yang berswafoto di tengah jembatan, ingin rasanya buru-buru sampai ke seberang.

Tetapi setelah terbiasa, saya begitu menikmati primadona Situ Gunung ini. Ayunan jembatan membuat sangat nyaman dan menyenangkan.

Terlebih lagi pemandangan khas pegunungan terhampar sejauh mata memandang. Memburu foto dengan latar belakang bukit berkabut menjadi 'teman setia' di selama di jembatan.

Curug Sawer

Ketika sampai di seberang jembatan, saya terus melanjutkan perjalanan ke Curug Sawer. Menariknya jembatan gantung ini dapat mempersingkat jarak tempuh untuk menuju ke Curug Sawer.

Air terjun yang menjadi primadona di kawasan ini. Sebelumnya perjalanan menuju Curug Sawer ditempuh dengan berjalan kaki selama satu jam. Kini pengunjung dapat menempuhnya hanya dalam waktu 30 menit saja.

Saya melewati jalan setapak dengan batuan tersusun rapih. Selama perjalanan ke Curug Sawer juga disediakan fasilitas lengkap seperti musala, kantin, dan toilet yang terjaga kebersihannya.

Tak berselang lama terlihat tebing batu menjukang tinggi, terdapat juga air mengalir dari Sungai Cigunung dengan membentuk air terjun. Ternyata saya sudah tiba di Curug Sawer. Petugas kawasan wisata menyebut tingginya mencapai 35 meter.

Pemandangan di sini sangat eksotis yang akan memanjakan mata. Batu-batu besar yang dikelilingi pepohonan rindang memberikan kesan menarik. Udara sesegar di sini juga mampu menghilangkan kepenatan di tengah kerjaan yang menumpuk.

Saya merasakan suara air terjun dan cipratan yang mengenai wajah dan tubuh saya. Curug Sawer memiliki ke dalaman 10 meter, jadi tidak disarankan untuk berenang di sini.

Berdasarkan penuturan beberapa orang yang biasa berada di sekitar curug, konon pada zaman Belanda curug ini biasa dijadikan tempat untuk ritual yang berbau mistis.

Penamaan curug ini sendiri berkaitan dengan salah satu desa di Gunung Gede yang terkenal dengan tradisi saweran pada acara Tari Jaipong. Sehingga dinamakan Curug Sawer.

Konon, rangkaian dari Curug Sawer tercipta setelah seseorang yang sakti yang tinggal di kaki Gunung Ciremai menyelenggarakan Upacara Saweran di Sungai Cipada untuk mendapatkan berkah bagi dirinya dan keturunannya.

Ia bertapa selama bertahun-tahun hingga wafat. Menurut cerita yang turun temurun, jasad pertapa itu tidak hancur, melainkan sekarang menjelma menjadi ular raksasa yang hidup secara gaib.

Namun, belakangan ini banyak yang mengatakan bahwa pengunjung sering menemui pertapa tersebut jika tak mengucap permisi atau tak mengajak pemandu.

Kemudian, ada mitos yang mengatakan kalau pertapa itu sering menjelma menjadi ular raksasa.

Hal itulah yang menyebabkan warga sekitar membatasi aktivitas mereka agar tidak masuk melebihi kawasan mistis.

Lebih dari itu, sampai saat ini nggak sedikit orang yang datang ke Curug Sawer untuk membawa seserahan yang katanya dipersembahkan untuk pertapa sakti tersebut.

Baca Juga : MkvGames - Melihat Gugusan Pulau Perawan di Taman Wisata Laut 17 Pulau Riung

Meski demikian pengunjung tidak perlu khawatir, keeksotisan Curug Sawer mengurangi rasa mistis di dalamnya. Yang terpenting niat baik dan taat dengan aturan.

No comments

Powered by Blogger.